Karo, 10 Juli 2025 – Mahasiswa Program Studi Tadris Biologi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Sumatera Utara, kembali menunjukkan komitmennya melalui kegiatan pengabdian masyarakat dengan melaksanakan kegiatan intensif selama satu minggu di Desa Sukandebi, Kecamatan Naman Teran, Kabupaten Karo. Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa kelas TBIO-3 (Angkatan 2023) dengan bimbingan dosen dan dukungan penuh dari pihak fakultas.
Kegiatan pengabdian masyarakat mandiri ini mengusung semangat integrasi antara pendidikan sains dan pembangunan berkelanjutan, sekaligus menjadi bagian dari kontribusi nyata kampus terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), yaitu meliputi aspek:
- SDG 3 – Kesehatan dan Kesejahteraan yang Baik,
- SDG 4 – Pendidikan Berkualitas,
- SDG 11 – Kota dan Komunitas yang Berkelanjutan, dan
- SDG 12 – Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab.
Pada Hari Pertama, program pengabdian ini dibuka secara resmi oleh pimpinan fakultas dan dilanjutkan dengan dialog hangat bersama kelompok keagamaan perempuan desa, serta pembacaan Yasin bersama warga dan siswa. Suasana kebersamaan yang hangat ini menciptakan ruang partisipatif yang inklusif antara mahasiswa, masyarakat, dan tokoh desa.
Hari Kedua, kegiatan diawali dengan senam pagi bersama masyarakat setempat yang bertujuan untuk menjalin keakraban dan kekompakan dengan warga. kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan program kerja kelompok 3 yaitu membuat Biopestisida alami dari bahan kulit bawang merah. Dan diakhiri dengan kegiatan sesi edukasi kesehatan bersama ibu-ibu Posyandu.

Hari Ketiga, Mahasiswa melaksanakan program kerja kelompok 2 yaitu membuat mie wortel sebagai alternatif makanan sehat, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan pembelajaran Al-Qur’an bersama anak-anak setemoat dan diakhiri dengan kegiatan rapat koordinasi dengan Kepala Desa.

Hari Keempat, Mahasiswa melakukan kegiatan berdasarkan jadwal yang sudah ditentukan. Kelompok 4 melakukan kegiatan berupa Lokakarya resin herbarium menggunakan tumbuhan lokal sebagai alat bantu ajar biologi. Kemudian siang harinya, dilanjutkan dengan kunjungan supervisi oleh dosen Tadris Biologi selaku pembimbing. Momen ini menjadi wadah refleksi bersama mengenai tantangan, keberhasilan, dan semangat kolaborasi yang terjalin selama program berlangsung

Hari Kelima, Kegiatan dimulai dengan membuat Eco-printing menggunakan pewarna alami dari daun lokal oleh kelompok 1 dan dilanjutkan dengan melakukan kegiatan bersama yaitu berkebun bersama Kepala Desa dan diakhiri dengan melakukan kegiatan bersih-bersih Masjid oleh seluruh mahasiswa.
Pada hari keenam, acara perpisahan dengan warga desa digelar secara sederhana namun penuh kehangatan dan haru. Kegiatan ditutup dengan kunjungan penyerahan simbolis ke Dewan Masjid Desa Sukandebi.

Hari Ketujuh atau hari terakhir pelaksanaan Kegiatan Pengabdian Masyarakat, diisi dengan kegiatan keberangkatan dan kunjungan penutup ke dewan masjid.

Bagi mahasiswa kelas TBIO-3, pengabdian ini menjadi laboratorium sosial nyata di mana mereka bisa menerapkan ilmu biologi yang telah dipelajari di bangku kuliah ke dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Mereka belajar bahwa biologi bukan hanya soal teori, tetapi juga soal solusi yang berdampak langsung, seperti membuat biopestisida alami dari kulit bawang, eco-printing dari daun lokal, atau resin herbarium sebagai media edukasi. Selain aspek akademik, mahasiswa juga mengalami pembelajaran sosial yang tak ternilai, seperti: belajar berkomunikasi dengan berbagai lapisan masyarakat, memahami kebudayaan dan nilai-nilai lokal, mengembangkan empati dan kepedulian sosial, serta mengasah kemampuan kepemimpinan dan kerja sama tim.
“Pengalaman ini membuka mata kami bahwa sebagai calon guru, kami tidak hanya harus cerdas secara akademik, tapi juga harus peka terhadap kondisi masyarakat dan mampu menjadi agen perubahan,” ujar salah satu mahasiswa.
Sementara itu, masyarakat Desa Sukandebi menyambut baik kehadiran mahasiswa sebagai mitra belajar dan mitra aksi. Mereka merasakan manfaat langsung dari berbagai kegiatan edukatif dan inovatif, seperti: edukasi kesehatan untuk ibu-ibu Posyandu, pembuatan mi sehat berbahan dasar wortel, workshop herbarium dari tanaman lokal, kegiatan gotong royong membersihkan masjid dan lingkungan sekitar.
“Kami senang karena mahasiswa tidak hanya datang membawa ilmu, tapi juga membawa semangat, kesopanan, dan kemauan untuk membaur dengan kami,” ungkap salah satu tokoh masyarakat.Bagi masyarakat, kegiatan ini bukan hanya memperkenalkan inovasi baru, tetapi juga memberikan semangat kebersamaan dan kesadaran akan pentingnya ilmu dalam kehidupan sehari-hari. Melalui kegiatan ini, mahasiswa tidak hanya menerapkan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah, tetapi juga mengembangkan rasa empati, jiwa kepemimpinan, serta kemampuan komunikasi lintas sosial-budaya. Bagi masyarakat, kehadiran mahasiswa menghadirkan inspirasi dan wawasan baru tentang pentingnya pemanfaatan sumber daya lokal secara bijak dan berkelanjutan.
Program ini menjadi bukti nyata bahwa pendidikan biologi bukan hanya soal laboratorium, tetapi juga tentang bagaimana ilmu itu menjadi alat transformasi sosial dan lingkungan.